Translate

Kamis, 16 Januari 2014

Kampung Jagalan 1 Semarang Tengah Kota Semarang

 Terdengar agak menyeramkaan ketika mendengar kata jagal, tapi jika kita sambungkan dengan akhiran an dan di tambahin angka 1 (satu) maka akan jadi berbeda pemahaman kita. Untuk pertama kali ini saya menulis tentang keadaan kampung ini yang nota bene adalah kampung yang menjadi tempat kelahiran saya. Well mau bagaimana lagi banyak hal yang kurang di kampung ini, dari keharmonisan antar tetangga, kesadaran untuk tidak buang sampah sembarangan sampai tempat untuk MCK yang jauh dari namanya memadai di era globalisasi seperti ini.













Dari tiga gambar diatas,saya sudah bisa banyak bercerita.Karena di kampung saya banyak permasalahan permasalahan yang lebih berat dari ini. Dari foto yang pertama yaitu kondisi MCK di kampung ini. Terkadang banyak yang mengira bahwa di jaman sekarang kehidupan di tengah kota selalu didekatkan dengan hal yang mewah mewah,rumah besar fasilitas lengkap dan lain sebagainya. Setelah anda tahu keadaan kampung ini mungkin hati anda akan agak tesentuh,kenapa agak mungkin masih ada banyak yang lebih parah dari ini.

Kembali ke foto yang pertama MCK. Kalau dilihat itu tidak terlihat seperti fasilitas MCK,ya memang mungki hanya bisa untuk cuci. Tapi itu adalah satu-satunya fasilitas MCK yang ada di kampung ini lebih tepatnya RT 7 RW 3. Sebenarnya untuk saat ini sudah diperbaharui tapi kurang lebihnya fungsinya masih sama seperti di foto ini. Hanya bisa untuk mandi dan cuci. Pasti anda bertanya-tanya "Mandi??" gimana caranya wong hanya satu sumur gitu kok gak ada kamarnya". Hem anda belum tahu kasusnya,di kampung ini mandi secara berjamaah. "Waw pasti keren tu" keren apanya,masih jauh dari peradapan sekarang ya iya kok. Meski berjamaah nyatanya juga bisa tu, untuk yang laki-laki memakai celana pendek dan langsung mandi untuk wanita pakai kemben macem di kali.Yah beginilah Kehidupan tengah kota yang masih minim fasilitas MCKnya. Memang sih ada 2 bilik kamar kecil di sumur saat ini untuk mandi agar bisa mandi layaknya orang mandi di kamar mandi,tapi itu cuma dua sedang di kampung ini ada 40an KK. jadi gak kan muat deh untuk jam sibuk jadi tempat ini hanya dijadikan untuk tempat buang air kecil dan untuk buang air besarnya cari wc umum kampung sebelah yang jaraknya lumayan makan waktu klo untuk lagi sakit perut :-). Terkadang saya berfikiran bagaimana kalau itu di buat bilik bilik kamar madi?tapi bagaimana nanti nyucinya,jadi serba salah atau ibarat makan buah makan buah simala kama. Sampai ini di terbitkan keadaan sumur kampung ini sudah berbeda dengan foto tapi fungsinya masih sama saja. Sudah hampir lima tahun saya kembali ke kampung ini (sejak umur 4 tahun saya hidup di desa nenek saya sampai lulus smk saya kembali kesini) tapi beluma da perubahan berarti di kampung ini.

Selanjutnya ke foto yang kedua,sebenarnya saya mengambil foto ini karena keceriaan yang ada pada saat itu tapi disisi lain saya ingin menyampaikan kurangnya ruang gerak untuk anak-anak bermain. jangankan untuk main tadi saya sudah bercerita untuk buat WC aja susah. kayaknya saya harus mempending lanjutan cerita saya,jadi tunggu untu watu yang belum ditentukan hehehehe,,,masih banyak hal yang ingin aku sampaikan,,ini baru dua hal yang baru aku sampaikan,,,

Tidak ada komentar: